9. secangkir kopi (ss)




Secangkir Kopi


pastor paterno


Pada suatu pagi, di sebuah keluarga, sudah terjadi percekcokan antara suami dan istri. Mereka saling berteriak. Melihat percekcokan orang tuanya tersebut, salah seorang anak, yang masih 12 tahun, diam-diam menyelinap pergi meninggalkan rumah. Anak itu berlari ke tilpon umum.
Sesaat kemudian tilpon di rumah itu berdering. Sang bapak segera mengangkat tilpon. Dia merasa kaget mendengar sebuah suara perempuan dari seberang. “Selamat pagi, pak. Saya adalah wartawati. Saya sedang melakukan penelitian untuk salah satu majalah. Apakah anda mencintai istri anda?”
Pertanyaan tersebut membuatnya terpana. Maka dengan terbata-bata dia menjawab, “Ya, tentu...seperti biasa.” Kemudian dia memanggil istrinya, “Helga, Ada orang ingin berbicara denganmu.”
Perempuan di seberang itu bertanya lagi. “Selamat pagi, bu. Saya adalah seorang wartawati. Saya sedang mengumpulkan data untuk penelitian salah satu majalah. Bisakah anda memberitahu saya, apakah anda mencintai suami anda?”
Tanpa ragu sedikitpun, ibu itu menjawab, “Ya, tentu saja.”
“Terima kasih,” jawab orang di seberang itu dengan riang.
Mendengar ucapan terima kasih itu, ibu itu tiba-tiba sadar bahwa suara di seberang itu tidak lain adalah suara anak gadisnya sendiri yang baru berusia 12 tahun itu...
Setelah pembicaraan di tilpon itu, suami-istri itu saling berpandangan mata sejenak. Sang suami itu mengambil sapu tangannya dan menghapus keringat di dahinya, lalu duduk di kursi dan berkata, “Helga, yang kita perlukan sekarang adalah secangkir kopi.”